Minggu, 28 Desember 2014

Penemu Ikan Mujair


Iwan Dalauk lebih dikenal dengan nama Mbah Moedjair, lahir tahun 1890 di desa Kuninngan 3 km arah timur pusat kota Blitar, ia merupakan penemu dari spesies ikan yang diberi nama Ikan Mujair. Anak ke 4 dari 9 bersaudara, dari pasangan Bapak Bayan Isman dan Ibu Rubiyah. Menikah dengan anak modin desa kuningan bernama Partimah. Dari pernikhan itu beliau dikaruniai 7 anak. Hampir semua anak beliau saat ini sudah meninggal., kecuali Ismoenir yang bertempat tinggal di Kanigoro Blitar dan Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember. Semasa hidup Pak Moedjair berjualan sate kambing. Warung sate kambingnya cukup terkenal di jaman itu, di daerah Kuningan Kanigoro. Pelanggannya dari berbagai ras. Akibat dari warungnya yang terkenal tentu saja pemasukan keuangan Pak Moedjair semakin bertumpuk.

Hal tersebut memunculkan sifat negatip dari Moedjair muda saat itu, yaitu mulai gemar berjudi. Hebatnya dia tidak mau berjudi dengan bangsanya, tapi hanya dengan orang Tionghoa. Sisi baiknya, Pak Moedjair mendidik anak–anaknya untuk tidak bermain judi. Judi membuat usaha warung satenya jadi porak poranda. Demikian yang disampaikan oleh Pak Slamet cucunya, anak dari Bapak Wahana, salah satu putra Pak Moedjair.
Di masa keterprukannya, Pak Moedjair meakukan tirakat, setiap tanggal 1 Suro ( penanggalan Jawa ), beliau mandi dipantai Serang, Blitar selatan. Pada suatu saat, ketika melakukan ritual mandi, beliau menemukan ikan yang jumlahnya amat banyak, yang mempunyai keunikan, yatiu menyimpan anak dalam mulutnya, saat ada bahaya, dan dikeluarkan lagi saat bahaya telah lewat atau keadaan aman.

Karena keunikan ikan ini, Pak Moedjair berniat mengembangkannya di rumah, didaerah Papungan–Kanigoro, Blitar. Pak Moedjair menjaring ikan tersebut dengan udengnya ( ikat kepala ). Dengan ditemani kedua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, beliau membawa pulang ikan tersebut kerumahya. Tapi karena habitat yang berbeda, ikan tersebut mati pada saat dimasukan ke air tawar. Hal tersebut membuat Pak Moedjair penasaran dan gigih melakukan percobaan, agar spesies ikan ini bisa hidup di air tawar.

Dengan bolak–balik Papungan–Serang yang berjarak 35 km, berjalan kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit, betul betul akses jalan yang susah, dan memakan waktu 2 hari 2 malam. Di Pantai Serang beliau mengambil ikan tersebut dan dimasukan kedalam gentong tanah liat. Beliau mencampurkan air laut dan air tawar dalam gentong. Percobaan percampuran air laut dan air tawar di lakukan secara terus menerus, dengan memperkecil jumlah air laut dan memperbesar jumlah air tawar. Ampai satu saat kedua jenis air ini bisa menyatu. Menurut Pak Ismoenir ( anak Pak Moedjair ), perjalanan bolak–balik Papungan–Serang, pada percobaan ke 11, berhasil hidup 4 ekor ikan spesies baru tersebut pada habitat air tawar. Keberhasilan tersebut terjadi di tanggal 25 Maret 1936.


Keberhasilan percobaan tersebut melegakan Pak Moedjair. 4 Ikan itu dia tangkarkan di kolam sumber air Tenggong, Desa Papungan. Awalanya hanya satu kolam dan berkembang menjadi 3 kolam. Disekitar kolam Tenggong, Pak Moedjair membangun pondok yang juga sebagai tempat tinggal untuk keluarganya. Perkembang biakan ikan spesies baru itu luar biasa cepat, maka jumlah ikan semakin banyak. Oleh Pak Moedjair, ikan spesies baru itu diberikan secara cuma-cuma ke masyarakat sekitar Papungan. Dan dijual di sekitar Blitar dan di luar Blitar.


Penemuan ikan spesies baru ini sampai ke telinga Asisten Resident yang berada di Kediri. Asisten Residen ini juga seorang ilmuwan, ia tergoda untuk meneliti spesies hasil temuan Pak Moedjair, berdsarkan literatur dan data-data yang ada. Dia juga melakukan riset serta wawancara dengan Pak Moedjair, tentang segalanya asal muasal ikan ini. Asisten Residen ini kagum dan takjub akan usaha dan kegigihan dari usaha percobaan Pak Moedjair. Karena itu, Asisten Residen ini memberikan penghargaan kepada Pak Moedjair, pemberian nama ikan spesies baru tersebut dengan nama Pak Moedjair. Sejak saat itu, ikan spesies baru tersebut dinamakan ikan MOEDJAIR (Mujair)


Ikan Moedjair semakin dikenal, dan masyarakt semakin banyak yang mengembang biakannya. Nama Pak Moedjair pun semakin terkenal. Dengan bantuan anak sulung beliau, Wahanan, ikan Moedjair dipasarkan ke hampir daratan seluruh Jawa Timur. Oleh pemerintah setempat, beliau diangkat sebagai Jogoboyo Desa Papungan dan mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah daerah. Pemerintah Indonesia mengangkat beliau sebagai Mantri Perikanan. Selain itu, Pak Moedjair juga mendapatkan penghargaan EKSEKUTIP COMMITTE dari INDONESIA FISHERIES COUNCIL, atas jasanya menemukan ikan moedjair. Penghargaan tersebut diberikan di Bogor tanggal 30 Juni 1954. Sebelumnya, pada tanggal 17 Agustus 1951, KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintah Indonesia, memberikan penghargaan pada Pak Moedjair, waktu itu dijabat oleh Ir. Soewarto.

Selain membuat kolam ikan di Tenggong, beliau juga membuat kolam ikan di Papungan dan di Kedung ( sumber air ) desa Papungan. Di Kedung, Pak Moedjair menghabiskan hari-hari tuanya selama kurang lebih 10 tahun. Disini dia banyak dikunjungi dari masyarakat Blitar maupun luar kota Blitar, untuk menimba ilmu dan memancing ikan moedjair. Saat kesehatannya mulia menurun, beliau memutuskan tinggak di dukuh Krajan, desa Papungan, dekat perbatasan dengan desa Sekardangan. Disini beliau membuat 3 kolam ikan, sampai saat ini kolam tersebut masih ada keberadaannya.


Tanggal 01 September 1957 beliau wafat, karena penyakit asma. Dimakamkan di pemakaman umum desa Papungan. Pada tahun 1960, atas inisiatip Departemen Perikanan Indonesia, makam beliau dipindah ke area kusus di selatan desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Pada batu nisan beliau tertulis “ MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR “, lengkap dengan relief ikan moedjair, sebagai penghargaan atas jasanya. Akses jalan ke makam juga diberi nama Moedjair.


Pada 6 April 1965 Pemerintah melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut menganugerahkan Pak Moedjair sebagai Nelayan Pelopor. Piagamnya ditanda tangani oleh menteri perikanan, Hamzah Atmohandojo.


Rabu, 24 Desember 2014

Aneka Peralatan Kail

Aneka Peralatan Kail
Kail Merupakan Salah Satu alat utama dalam memancing. Kail modern umumnya terbuat dari bahan baja tahan karat untuk standard minimal namun ada juga yang terbuat dari karbon yang anti karat dan tentu saja memiliki kekuatan jauh lebih baik di bandingkan kail baja.

Bentuk-bentuk kail yang ada sekarang merupakan pengembangan danpenyempurnaan yang dibuat oleh pabrikan kail.bahkan beberapa produsen kail terbaik seperti Amerika serikat, Jepang dan Inggris membuatnya dengan melapisi permukaan kail dengan teflon.




Kail secara umum terbagi atas beberapa bagian :
- eye yaitu lubang mata pancing untuk mengikat senar.
- Shank yaitu tangkai kail yang bentuknya lurus, disebut juga badan kail
- Point yaitu ujung pancing yang berbentuk runcing
- Barb atau bagian runcing terbalik dengan point berguna sebagai pengait
- Gap atau jarak antara ujung pancing ( point ) dengan Shank alias batang nya.


Untuk barb atau kait, merupakan bentuk kail yang memang diperuntukkan untuk memancing air tawar. Sedang untuk memancing air laut terutama untuk memancing ikan cakalang dan tuna dibutuhkan kail tanpa barb. Model terbaru dari beberapa merk terkenal seperti Owner, Gamakatsu, Mustad, Falcon adalah bentuk huruf G bukan J. untuk selera silahkan coba kedua macam bentuk diatas. Biasanya penggunaan kail disesuaikan dengan target sasaran dan juga pengalaman pemancing sendiri.


Metode Penomoran Kail


Metode penomoran mata kail didasarkan pada lebar mata pancing dan diameter batang pancing. Semakin kecil ukuran pancing semakin besar penomorannya. Ukuran 0 atau 1 adalah ukuran terbesar kail.

Nomor kail
Celah ( mm )
Diameter ( mm )
12
9,5
1,0
11
10,0
1,0
10
11,0
1,0
9
12,5
1,5
8
14,0
1,5
7
15,0
2,0
6
16,0
2,0
5
18,0
2,5
4
20,0
3,0
3
23,0
3,0
2
26,5
3,5
1
31,0
4,0
0
35,0
4,


Sumber :
fisherman’s workbook,

Sabtu, 20 Desember 2014

Pelampung

Pelampung
Pelampung pancingan adalah salah satu perangkat memancing yang berguna untuk membuat umpan pancing tidak tenggelam jauh ke bawah dasar air. Pelampung jenis ini banyak beragam, kendati beragam pelampung secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua.

Jenis pelampung pancingan
1. Pelampung pada permukaan air yang tenang
2. Pelampung pada permukaan air yang berarus atau mengalir

Pelampung pancingan
Secara fisik jenis pelampung pancingan ada dua, yaitu pelampung yang gemuk di pangkal dan pelampung yang gemuk dibagian ujung.

Sedangkan secara kegunaan, juga terbagi dua, yaitu pelampung pada permukaan air yang tenang dan Pelampung pada permukaan air yang berarus atau mengalir.

Pelampung pada permukaan air yang tenang
Kelompok pertama ialah pelampung yang dirancang untuk digunakan saat mancing di perairan yang permukaannya tenang atau relatif diam. Bentuknya antara lain silinder pendek, silinder panjang atau silinder dengan bagian yang membengkak di dekat pangkal.

Bentuk batang silinder pendek misalnya, paling pas digunakan untuk mancing pada kondisi tidak ada angin dan permukaan air "licin" bagai berminyak.

Pelampung dengan bentuk batang silinder panjang lebih pas dipakai untuk mancing di perairan yang agak beriak sedangkan pelampung yang gemuk di pangkal cocok digunakan manakala riak di permukaan air menjadi masalah bagi pelampung berbentuk silinder rata.

Apabila diujung pelampung terdapat semacam jarum indikator, gunanya ialah agar dihasilkan sensitivitas yang lebih jelas teramati, khususnya pada saat mancing ikan yang cara makan umpannya tergolong sangat "santun".

Pelampung jenis pertama ini dipakai dengan meloloskan senar utama melalui cincin kawat di bagian pangkal dan posisinya ditetapkan dengan bantuan dua buah timah (pemberat mata kail) berbentuk bulat kecil yang dijepitkan ke senar utama.

Pelampung pada permukaan air yang berarus atau mengalir
Kelompok berikutnya pelampung yang digunakan khusus untuk mancing di perairan yang berarus atau mengalir.

Kebalikan dari yang pertama, pelampung jenis ini dibagian ujungnya justru lebih gemuk ketimbang di pangkal. Pemasangannya juga tidak dengan dijepit timah (pemberat mata kail), melainkan dijepit selang karet (biasanya pentil sepeda) dibagian pangkal dan ujung, sehingga senar utama penempel di sepanjang pelampung.

Pelampung yang ujungnya agak langsing ideal dipakai untuk mancing dimana jarak antara ujung joran (tongkat pancing) dan pelampung relatif dekat, seperti bila mancing si sungai, dengan umpan laron, kecoa dan umpan lain sejenis yang bobotnya relatif ringan.

Bentuk yang agak gemuk diujung namun tetap silindris di pangkal akan lebih terapung di permukaan air, sehingga lebih mudah diamati responnya pada saat umpan disambar ikan. Pemancing yang baru belajar mancing di sungai sebaiknya memilih pelampung jenis ini.

Pelampung yang bentuknya agak gemuk di pangkal dan semakin gemuk lagi mendekati ujung hanya cocok untuk mancing di sungai yang dalam, namun airnya mengalir cukup deras.

Umpan yang dipakai sebaiknya juga berukuran cukup besar, misal daging keong, kodok, bagian isi perut ayam atau buah pisang.

Selasa, 16 Desember 2014

Umpan Jitu Ikan Bawal

Ikan Bawal
Bahan :
– 1 ons Kroto
– 5 ons Udang
– 5 ons Ati Ayam
– 2 butir Telur Bebek
– 1 bks Pelet ( Merk Apa Aja Terserah )
– 3 butir minyak ikan

Cara membuat :
– Udang dan Ati ayam dikukus ( 15 menit )
– kemudian dihaluskan dan dicampur jadi satu
– campurkan minyak ikan
– masukan pelet ke dalam adonan ( 1/2 bks aja )
– masukan telur bebek ( kuningnya )
– masukkan kroto segar
– aduk adonan sampai semua bahan tercampur
-Umpan siap digunakan

NB :
klo terlalu lembek tambahkan sisa pelet, begitu pula sebaliknya kalo terlalu keras tambahkan air secukupnya

- – – SELAMAT MENCOBA DAN SUKSES – – -

SALAM MANCING MANIA